Inovasi Pertanian, SUARAGURU.ID– Inovasi Egrek Digital Merah Putih membawa harapan baru bagi perkebunan sawit untuk meningkatkan produktivitas dan memaksimalkan hasil panen. Sejak 2022, Dr.Eng. Erwin Widodo dan tim untuk merancang pembuatan egrek ini interaktif dan komprehensif.
“Saya sering membawa egrek ini untuk diuji di kebun sawit, lalu meminta feedback untuk menyempurnakannya. Sampai sekarang, egrek ini telah berevolusi sampai tujuh (7) kali. Kami desain lalu dicoba, begitu terus kami dilakukan,” jelas peneliti yang akrab dipanggil Eruini. Untuk detektor sudah masuk versi ke sembilan (9) dan akan terus disempurnakan.
Dalam presentasinya di Pekan Riset Sawit 2024, Erwin menjelaskan bahwa, pada aspek desain dan manufaktur bilah egrek, tim egrek digital telah merancang dan memproduksi beberapa versi bilah egrek dengan mempertimbangkan standar SNI, masukan dari uji coba lapangan, dan pemilihan material yang optimal. Uji coba lapangan telah dilakukan di berbagai lokasi, termasuk Blitar, Banten, Kalimantan, hingga Sumatera. Upaya ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja bilah egrek sehingga dapat bekerja secara optimal pada kondisi nyata.
Selama penelitian berlangsung, dikatakan Erwin, juga dicoba bilah dengan material Japanese Spring Steel (JSS), High Speed Steel (HSS), dan chainsaw steel. Saat ini versi iterasi ke lima prototipe bilah mampu secara efektif memotong pelepah dan tangkai TBS dengan 2 hingga 5 kali tarikan. Hasil ini akan terus diperbaiki, untuk memastikan egrek dapat bersaing dengan kompetitif dengan produk komersil.
Sementara itu, berkaitan dengan desain dan manufaktur galah egrek. Desain galah egrek telah mengalami beberapa revisi hingga versi ke tiga (3), dengan fokus pada pengurangan berat, peningkatan kekuatan, dan kemudahan penggunaan. Material galah telah diubah menjadi aluminium untuk mengurangi berat. Mekanisme teleskopik dan berbagai jenis klem juga telah diuji untuk mengoptimalkan dampaknya terhadap fungsionalitas galah.
Salah satu ciri khas utama Egrek Merah Putih adalah adanya detektor kematangan (Ripeness Detector). Dalam pelaksanaan penelitian, tim egrek digital telah merancang perangkat lunak dan 48 antar muka pengguna untuk ripeness detector serta telah dikembangkan dan diuji. Versi ketujuh pengembangan ripeness detector dirancang dengan mengintegrasikan kamera CCTV yang terhubung secara wireless keperangkat android untuk memproses gambar secara real time menggunakan model AI (Artificial Intelligence). Adapun model AI telah dilatih menggunakan sejumlah data set yang dikumpulkan selama pengujian alfa mampu mendeteksi kematangan TBS dengan tingkat akurasi hingga 98%.
“Pendeteksi kematangan buah ini akan mempermudah pekerja panen untuk mengambil keputusan berbasis data. Karena foto TBS yang sudah matang dapat diketahui secara langsung,” jelas Eru.
Eru menjelaskan bahwa Egrek Merah Putih didesain integrative satu sistem. Tapi saat komersial, akan dipasarkan secara modular atau terpisah. Walaupun, tetap juga dapat dibeli secara lengkap dengan bundling pricing, tentunya dengan discounted price. Saat penggunaannya, egrek digital ini memiliki sensor sudut, sistem bantu potong, serta kamera pendeteksi tingkat kematangan buah berbasis machine learning.
Sumber : Majalah Sawit Indonesia, Edisi 166