PGRI Rembang Dampingi Guru SD yang Mengaku Jadi Korban Bulllying di Sekolahnya

Nasional, PGRI107 Dilihat

REMBANG, SUARAGURU.ID – PGRI Rembang mendampingi salah satu anggotanya, guru perempuan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Lasem yang mengaku menjadi korban bullying atau perundungan oleh rekan sejawatnya. PGRI Rembang tengah melakukan pendalaman terkait dengan latar belakang dan persoalan yang dialami oleh guru perempuan berinisial SNA itu.

Ketua PGRI Kabupaten Rembang, Isti Choma Wati menyatakan, sudah berkoordinasi dengan pengurus PGRI Cabang Lasem, dalam hal ini ketua, untuk melakukan komunikasi mengenai persoalan ini. Komunikasi dilakukan oleh PGRI Cabang Lasem dengan pihak sekolah. Termasuk PGRI tengah menggali informasi latar belakang guru anggotanya dengan tujuan mencari solusi yang pas atas persoalan yang dialaminya.

Isti mengungkapkan, informasi yang diterimanya ada dugaan guru perempuan itu memang terindikasi sedang menghadapi persoalan psikologi. Informasi yang disampaikan pihak sekolah kepada PGRI, ada perilaku yang agak berbeda, seperti cenderung menutup diri.

“Ketua PGRI Cabang Lasem, sudah merapat ke Kasek pelan-pelan. Sebetulnya (persoalan) seperti apa,” terang Isti, Rabu (3/8).

PGRI Rembang juga mendapatkan informasi, ada keputusan yang diambil oleh guru anggotanya itu yang tidak berkoordinasi dengan kepala sekolah. Hal itu menjadi hal tidak biasa sebagaimana profesi guru. Situasi ini sedang didalami oleh PGRI Rembang.

“Mungkin ada permasalahan pribadi, ini yang kami belum tahu. PGRI Lasem terus menggali informasi, termasuk kemungkinan berkomunikasi langsung dengan guru bersangkutan. Saya menunggu informasi itu,” jelasnya. Ia menambahkan, PGRI Rembang masih akan menunggu hasil infirmasi lengkap dari PGRI Cabang Lasem mengenai persoalan ini. Jika sudah ada informasi yang utuh mengenai itu, Isti berencana untuk berkomunikasi langsung mencari solusi.

“Nanti kalau waktunya tepat, kami akan turun bertemu langsung. Dia butuh teman atau bagaimana. Mungkin teman banyak, tapi teman yang bisa momong tidak banyak. Saya coba koordinasi dengan cabang dulu,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, guru muda dengan inisial NSA mengaku mendapatkan perundungan secara psikologi. Ia pada Senin 1 September 2025 kemarin mendatangi gedung DPRD Rembang dan ditemui oleh anggota Komsi 4, Puji Santoso. Salah satu wujud perundungan itu menurutnya adalah tulisan-tulisan memojokan dirinya yang ditempel di dekat meja kerjanya. Hal itu sudah berlangsung lama dan menurutnya belum ada penanganan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *