JAKARTA. SUARAGURU.ID – Komitmen Pemerintah Kota Malang dalam meningkatkan kualitas pendidikan mendapatkan apresiasi di tingkat nasional. Apresiasi Daerah Peduli Akses dan Infrastruktur Pendidikan, penghargaan inilah yang diterima Kota Malang dalam Malam Puncak syukuran HUT ke-14 Kompas TV bertajuk ‘Harmones14’ di Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Penghargaan Apresiasi Daerah Peduli Akses dan Infrastruktur Pendidikan ini diserahkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti kepada Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya nyata kepala daerah dalam mendukung akses pendidikan yang merata dan meningkatkan infrastruktur pendidikan di wilayahnya. Kota Malang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan, menunjukkan komitmen kuat dalam menjamin setiap anak memperoleh pendidikan berkualitas, merata, dan inklusif.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan bahwa pendidikan adalah modal utama untuk mencetak sumber daya manusia unggul yang mampu mendorong kemajuan daerah. Komitmen ini sejalan dengan program Dasa Bakti Kota Malang yakni Ngalam Pinter, yang menekankan pentingnya pendidikan bermutu untuk semua kalangan.
Berbagai program pun telah dijalankan, mulai dari pemberian beasiswa, bantuan pendidikan, seragam gratis, hingga penguatan akses dan fasilitas pendidikan. Di antaranya pembangunan dan revitalisasi sekolah, penyediaan bus sekolah, peningkatan akses jalan di wilayah timur Kota Malang, serta dukungan digitalisasi melalui akses internet dan perangkat digital.
Tidak kalah penting, Sekolah Rakyat SRMP 16 di Kota Malang menjadi wujud konkret dukungan terhadap program prioritas nasional. “Sudah menjadi komitmen kami di daerah menindaklanjuti apa yang menjadi program strategis nasional, khususnya sekolah rakyat.
Alhamdulillah Kota Malang menjadi satu dari seratus pemda yang sudah melaksanakan kebijakan ini,” jelasnya
Pemkot Malang menganggarkan dana sebesar Rp7,08 miliar untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana sekolah SD dan SMP sepanjang tahun 2025. Sinergi juga dijalin bersama pelaku usaha melalui Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memperkuat kualitas pendidikan. “Kami terus berupaya menciptakan sistem pendidikan yang transparan, berkeadilan, dan inklusif. Lingkungan belajar yang nyaman dan aman adalah kunci untuk mendorong inovasi serta kreativitas siswa dan guru,” bebernya.
Kota Malang juga berkomitmen menghadirkan pendidikan inklusif dengan adanya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang menjadi rumah bagi anak-anak berkebutuhan khusus, terutama anak autis. Program inovatif seperti Jarik Ma’Siti juga direplikasi di sejumlah sekolah negeri sebagai upaya memperluas inklusivitas pendidikan.
Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Malang menunjukkan peningkatan positif, mencapai angka 84,68 pada tahun 2024, naik 0,68 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Malang sebagai peringkat kedua tertinggi di Jawa Timur.
Pemkot Malang juga berhasil menekan jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) hingga 41 persen. Dari 5.555 anak ATS pada tahun 2024, kini tersisa sekitar 3.250 anak di tahun 2025.
Wali Kota Malang pun menegaskan pentingnya perencanaan pendidikan yang inklusif dan responsif terhadap kondisi sosial, serta program strategis untuk mengakomodasi ATS agar kembali bersekolah. “Ini tantangan bersama yang harus dihadapi seluruh satuan pendidikan. Kami mendorong kolaborasi dan aksi nyata untuk membangun ekosistem pendidikan yang memulihkan dan memberdayakan anak-anak kita,” tambahnya.
Apresiasi ini menjadi bukti nyata bahwa Kota Malang terus berupaya menjadi daerah yang peduli dan berkomitmen kuat dalam pengembangan akses serta kualitas pendidikan demi masa depan yang lebih cerah bagi seluruh warganya. “Ke depan tentu tantangannya akan semakin besar, dan diperlukan sinergi serta kolaborasi dari banyak pihak. Maka, di sini saya mengajak, mari kita melangkah bersama agar iklim pendidikan di Kota Malang akan semakin baik ke depannya,” pungkasnya. (yul/yn)
Sumber : Malangkota.go.id
