SUARAGURU.ID – Sains interdisipliner menjadi gabungan disiplin ilmu yang berpotensi dibutuhkan hingga masa depan untuk memecahkan persoalan kompleks.
Bidang ini tidak hanya mengandalkan satu cabang ilmu, tapi memadukan beberapa, seperti biologi, kimia, dan pengetahuan teknologi untuk melahirkan pengetahuan serta inovasi baru. Misalnya, bioteknologi dan neurobiologi.
Terlebih lagi, penguatan bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) kini juga tengah digencarkan sebagai salah satu fondasi pembangunan bangsa.
Kehadiran kampus-kampus Indonesia dalam daftar top 500 dunia di bidang ini menjadi cerminan potensi pendidikan tinggi dalam mempersiapkan generasi unggul di era digital.
Peringkat kampus di Indonesia Berikut rangkum sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) yang masuk daftar terbaik di bidang Sains Interdisipliner menurut Times Higher Education (THE) Rankings 2026 :
Menggandakan Lulusan Magister dan Doktor untuk Inovasi dan Hilirisasi Industri
- Institut Pertanian Bogor (IPB) Peringkat dunia: 60
- Universitas Indonesia (UI) Peringkat dunia: 65
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember Peringkat dunia: 77
- Institut Teknologi Bandung (ITB) Peringkat dunia: 108
- Universitas Padjadjaran Peringkat dunia: 181
- Universitas Andalas Peringkat dunia: 201–250
- Universitas Sebelas Maret Peringkat dunia: 201–250
- Universitas Brawijaya Peringkat dunia: 251–300
- Telkom University Peringkat dunia: 351–400
- Universitas Hasanuddin Peringkat dunia: 401—500
- Universitas Pendidikan Indonesia Peringkat dunia: 401–500
Metodologi pemeringkatan
Penilaian pemeringkatandiklasifikasikan menjadi tiga tahapan, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Persentase terbesar ada pada tahap keluaran sebesar 65 persen, disusul dengan masukan 19 persen, dan proses sebesar 16 persen.
Adapun pada setiap tahapan memiliki cabang penilaiannya masing-masing yang fokus pada penelitian bidang sains interdisipliner.
Pada tahap masukan (input), penilaian difokuskan pada besarnya pendanaan yang dialokasikan untuk penelitian sains interdisipliner, baik dari institusi maupun industri, dengan mempertimbangkan jumlah staf akademik yang ada.
Sementara pada tahap proses, penilaian melihat sejauh mana universitas mendukung penelitian lintas disiplin.
Indikatornya meliputi penyediaan fasilitas fisik, dukungan administratif, hingga sistem jabatan atau promosi yang mengakui kontribusi interdisipliner.
Tahap terakhir yaitu keluaran (output), yang menjadi bobot terbesar. Penilaiannya mencakup kuantitas publikasi interdisipliner, dampak sitasi lintas disiplin, hingga reputasi global universitas menurut survei peneliti aktif.
Sumber: Kompas.com