Kemendikdasmen Buat Gerakan Agar Anak Indonesia Suka Matematika

Nasional207 Dilihat

JAKARTA, SUARAGURU.ID – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti resmi meluncurkan Gerakan Numerasi Nasional (GNN) melalui kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (19/8/2025) di SDN 04 Meruya.

Kegiatan ini bersamaan dengan peresmian Taman Numerasi di 16 provinsi yang mencakup 140 sekolah dan 13 desa seluruh Indonesia, dengan tema Mahir Numerasi, Majukan Negeri.

Adapun, taman numerasi ditujukan untuk mengembangkan pembelajaran berbasis angka yang lebih menyenangkan.

“Ada taman numerasi, ada juga nanti berbagai bacaan yang disitu dimuat berbagai kemampuan narasi-narasi bahkan mungkin cerita-cerita yang di dalamnya ada aspek numerasinya,” jelas Abdul Mu’ti, dilansir dari Kompas.com, Minggu (24/8/2025).

Selain itu, akan ada juga bimbingan bagi guru dan orangtua untuk memberikan bekal numerasi pada anak-anak mereka sejak dini. Hal tersebut akan dilakukan melalui program Bimbingan Teknis Matematika Gembira dan penyediaan buku panduan keluarga. Selain itu, dukungan media juga digerakkan melalui program rutin seperti Jumat Numerasi, Bincang Numerasi, hingga webinar.

Ajak murid ubah persepsi

Gerakan Numerasi Nasional memang didasarkan atas keprihatinan terhadap angka PISA Indonesia yang masih rendah dan jauh dari harapan. Sehingga, tujuannya adalah membekali anak dengan kemampuan numerasi di berbagai aspek, mulai dari logika hingga komputasional.

Terlebih, matematika menjadi disiplin keilmuan yang dasar untuk bisa menguasai bidang-bidang lainnya kedepannya. Oleh karena itu, Kemendikdasmen bergerak dari tahapan utama, yaitu menumbuhkan rasa cinta terhadap numerasi yang sering dianggap sebagai suatu hal sulit.

“Mitos bahwa matematika itu bikin mumet. Matematika itu identik dengan mumet, dulu kalau saya masih sekolah itu sering menyebut matematika itu mati-matian,” ungkap Abdul Mu’ti.

Dengan adanya metode pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan relevan, murid bisa menganggap matematika sebagai suatu hal yang mudah, bukan abstrak. Lagipula, matematika tidak hanya sekedar soal-soal yang dikerjakan dalam ruang kelas saja.

“Matematika bukan hanya sebatas menyelesaikan soal-soal matematika di kelas tapi juga bagaimana mereka dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya. “Kalau kita sholat, itu kan menghadap ke Kiblat, arahnya ke Masjidil Haram. Berapa derajat posisi Masjidil Haram dari SDN Meruya 04 Itu matematika,” jelasnya memberikan contoh terkait penerapan Matematika bahkan di kehidupan beragama.

Memperoleh dukungan DPR

Dalam acara peluncuran tersebut, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan antusiasnya terhadap program GNN.

“Kami di Komisi X tentunya sangat mendukung gerakan ini dan ingin itu mensosialisasikan sehingga setiap anak Indonesia saat ini akan terbiasa berpikir kritis dan analitis dan tidak takut lagi kepada angka,” ujar Hetifah dalam sambutan dukungan pada Selasa (19/8/2025).

Menurutnya, era zaman sekarang memerlukan data dan angka dalam setiap hal yang dilakukan sehingga perlu menghapus rasa takut, khawatir, dan stigma negatif terhadap matematika atau numerasi.

Sumber : Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *